Kelas Demokrasi: Mendengar Agenda Warga

Jika persoalan sosial-politik adalah masalah yang dihadapi warga sepanjang tahun, mengapa Tahun “Politik” hanya terjadi lima tahun sekali menjelang Pemilu?

Masa-masa menjelang Pemilu 2024 adalah periode yang bising. Wacana dan narasi umum didominasi oleh percakapan-percakapan politik besar: elektabilitas para politisi, manuver politik para partai, dan siasat kandidat mencari simpati.

Hanya di tahun politik ini seketika keluh dan resah warga menjadi sorot utama untuk diperebutkan guna membawa kemenangan di kotak coblosan. Namun, selepas perhitungan suara, kelumit sosial-politik warga tak lagi menjadi urusan para pemegang kendali negara.

Orang tua tak punya dana pensiun, harga BBM yang melonjak, jam kerja yang panjang, macet dan tua di jalan, tidak bisa punya rumah, prahara para sandwich generation yang serba kejepit, hingga asam lambung yang datang lebih rutin ketimbang THR—urusan politik mikro seakan tak punya cukup ruang dalam “pesta demokrasi”.

Partisipasi aktif warga adalah syarat mutlak dalam praktik demokrasi yang sehat untuk mengimbangi para penguasa. Bentuk partisipasi ini tak terbatas hanya pada pertarungan kotak suara. Keresahan warga perlu dilibatkan dalam praktik politik sehari-hari.

Waktunya mendengar warga!

Melalui Kelas Demokrasi: Mendengar Agenda Warga, New Naratif mengajakmu untuk duduk bersama di akhir pekan: saling berbagi dan membicarakan politik keseharian serta kondisi sosial nan personal, yang selama ini tak mendapat ruang. Mempraktikkan demokrasi dalam lingkup yang intim dan hangat, mendengarkan sesama warga yang melampaui token pemenangan di kotak suara.

Kelas Demokrasi: Mendengar Agenda Warga merupakan bagian dari rangkaian program Agenda Warga (The Citizens’ Agenda), program pemenang penghargaan dari New Naratif bersama The Conversation Indonesia, kami mengajak masyarakat sipil mengumpulkan, menyusun, dan membahas prioritas masalah-masalah bangsa dan meminta pada capres untuk menjawabnya.

Ikuti Kelas Demokrasi: Mendengar Agenda Warga bersama kami pada Sabtu, 12 Agustus 2023 untuk memilah dan menyampaikan PENDAPATMU tentang demokrasi di Indonesia, yang akan berlangsung di Perpusnas, Gambir dari pukul 11:30am–3:30pm WIB.

Bacaan

Demokrasi

• Kemunduran demokrasi dalam pemerintahan Jokowi: nyalakan tanda bahaya oleh Juwita Hayyuning Prastiwi
• Demokrasi digital di ujung tanduk: aktivisme anak muda terus berevolusi, negara hanya merespons dengan represi oleh Whisnu Triwibowo

Ekonomi

• Maraknya generasi sandwich: refleksi perlunya reformasi sistem pensiun di Indonesia oleh Darmawan Prasetya
• Pakar Menjawab: Kenapa biaya kuliah naik terus? Lemahnya model bisnis kampus ancam akses pendidikan tinggi di Indonesia oleh Luthfi T. Dzulfikar

Kemanusiaan dan Lingkungan

• Apa kata ahli soal korupsi, intoleransi, dan kesenjangan gender di Indonesia di masa depan? Tantangan masih besar oleh Andre Arditya
• Eco-anxiety: kegelisahan anak muda terhadap perubahan iklim oleh Muammar Syarif

Pembangunan

• Di Balik Topeng Ibu Kota Baru Indonesia yang Kolonial oleh Fadhilah Fitri Primandari dan Sahnaz Melasandy
• Mencari Desain Terbaik untuk Jalan-Jalan di Indonesia oleh Kate Walton

Keadilan Gender

• Mendesak Indonesia Melindungi Perempuan dari Kekerasan oleh Kate Walton
• Merebut Kembali Martabat, Mengumandangkan Kembali Agensi: Migrasi Pekerja Perempuan di Indonesia oleh Lengga Pradipta
• The Fight for Reproductive Rights in Indonesia dengan Diah Satyani Saminarsih dan Ignatia Alfa Gloria
• Queerphobia in Indonesia’s Newsrooms dengan Widia Primastika

Ras dan Masyarakat Adat

• Penjelasan: Apa yang terjadi di Papua? oleh Connor White
• Pemilu dan Kekecewaan Masyarakat Adat Indonesia oleh Richaldo Hariandja