Pada masa awal kemerdekaannya, Timor-Leste memiliki salah satu angka kelahiran tertinggi di dunia. Seorang perempuan dapat melahirkan lebih dari tujuh anak, dan tiap keluarga merupakan bagian dari upaya untuk membangun kembali bangsa yang nyaris musnah akibat pendudukan Indonesia. 20 tahun kemudian, generasi pertama yang lahir di masa kemerdekaan tersebut kini telah mencapai usia dewasa. Mereka tumbuh besar dalam sebuah negara yang bebas, aman, dan berdaulat—kendati luka bekas penjajahan masa lalu masih kentara.

Dan inilah—berdasarkan kata-kata yang mereka ucapkan sendiri—kehidupan yang dialami para anak-anak kemerdekaan Timor-Leste.

Members only

Log in or

Join New Naratif as a member to continue reading


We are independent, ad-free and pro-democracy. Our operations are member-funded. Membership starts from just US$5/month! Alternatively, write to sponsorship@newnaratif.com to request a free sponsored membership. As a member, you are supporting fair payment of freelancers, and a movement for democracy and transnational community building in Southeast Asia.

Eduard Lazarus - New Naratif

Eduard Lazarus

Eduard Lazarus is a writer and editor living in Jakarta covering media and political movements. His past work encompasses editing for Remotivi, a Jakarta-based independent media studies publication, and writing on cultural policy for Indonesia Arts Coalition.