Saat itu 1987, dan musim kemarau di Surabaya sedang panas-panasnya. Jalanan kota habis terpanggang sinar matahari. Pada siang yang terik itu, seorang perempuan bernama Lilik Sulistiowati tengah berteduh di salah satu pojokan warung kopi yang terletak di area lokalisasi Dolly.

Pada akhir dekade 1980, nama Dolly perlahan melejit sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Nama itu juga identik dengan santernya kasus kekerasan—dari penganiayaan, penyiksaan, hingga pembunuhan—yang marak terjadi di area tersebut.

Members only

Log in or

Join New Naratif as a member to continue reading


We are independent, ad-free and pro-democracy. Our operations are member-funded. Membership starts from just US$5/month! Alternatively, write to sponsorship@newnaratif.com to request a free sponsored membership. As a member, you are supporting fair payment of freelancers, and a movement for democracy and transnational community building in Southeast Asia.

Ivan Darski is a freelance photographer from Surabaya. His work focuses primarily on photo essays and has been published in Jawa Pos, DBL Indonesia and Vice Indonesia.