Mendengar seorang putra asal Minahasa maju bersaing dalam Pemilihan Presiden 2019 adalah gaung masa lalu: pada Pemilihan Presiden 2014, kandidat presiden Prabowo Subianto menggunakan retorika politik identitas yang sama untuk mendapatkan dukungan di Sulawesi Utara, tanah leluhurnya. Namun pembelaannya terhadap kelompok-kelompok Muslim konservatif menyebabkan masalah di daerah dengan populasi mayoritas umat Kristiani tersebut.
Menyoroti darah Minahasa Prabowo
Kota Manado menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Prabowo pada masa kampanye pemilihan presiden 2019. Sebuah spanduk raksasa di panggung menyambut beliau menggunakan nama lengkapnya: “Selamat Datang Letjen. Prabowo Subianto Djojohadikusumo Sigar Maengkom”. Prabowo tidak sering menggunakan nama lengkap tersebut—”Sigar Maengkom” umumnya hanya digunakan ketika Prabowo “pulang” ke Sulawesi Utara.
Dalam pidatonya, Prabowo menyebutkan bahwa Sulawesi Utara begitu istimewa baginya karena darah Minahasa yang ia miliki: “Saya memilih [untuk memulai kampanye pertama di] tempat kelahiran saya. Darah Kawanua (nama lokal yang digunakan untuk menyebut seseorang dengan darah Minahasa) mengalir di tubuh saya, darah Minahasa.”
Members only
Log in or
Join New Naratif as a member to continue reading
We are independent, ad-free and pro-democracy. Our operations are member-funded. Membership starts from just US$5/month! Alternatively, write to sponsorship@newnaratif.com to request a free sponsored membership. As a member, you are supporting fair payment of freelancers, and a movement for democracy and transnational community building in Southeast Asia.
