“Prinsip untuk [mengatasi perbedaan] itu kita tidak perlu menjadi sama, tapi harus tetap bersatu. Di sisi lain, yang sudah sama jangan dibedakan lagi,” ucap Abraham Halim, tokoh masyarakat sekaligus pemerhati sejarah dan budaya Pulo Geulis, Bogor, Jawa Barat, saat ditemui New Naratif di kediamannya.

Pulo Geulis merupakan sebuah wilayah yang terletak di tengah-tengah sungai Ciliwung, membelah alirannya yang melintasi kota Bogor dari selatan ke utara. Wilayah ini terkenal akan keragaman budaya dan agama penghuninya. Sebanyak 40% warga Pulo Geulis memeluk agama Khonghucu, sementara sisanya merupakan masyarakat Sunda, Batak dan Ambon yang beragama Islam atau Kristen.

“Sedari dulu, orang tua kami di sini sudah benar-benar memegang teguh bahwa perbedaan itu tidak perlu dihilangkan. Itu sebabnya kami bisa hidup berdampingan,” ucap pria yang akrab disapa Abah Bram tersebut.

Members only

Log in or

Join New Naratif as a member to continue reading


We are independent, ad-free and pro-democracy. Our operations are member-funded. Membership starts from just US$5/month! Alternatively, write to sponsorship@newnaratif.com to request a free sponsored membership. As a member, you are supporting fair payment of freelancers, and a movement for democracy and transnational community building in Southeast Asia.